Pengertian Beton
Dalam konstruksi,
beton adalah sebuah bahan bangunan komposit
yang terbuat dari kombinasi aggregat dan pengikat semen. Bentuk paling umum
dari beton adalah beton semen Portland, yang terdiri dari agregat mineral
(biasanya kerikil
dan pasir),
semen
dan air.
Biasanya dipercayai bahwa beton
mengering setelah pencampuran dan peletakan. Sebenarnya, beton tidak menjadi
padat karena air menguap, tetapi semen berhidrasi, mengelem
komponen lainnya bersama dan akhirnya membentuk material seperti-batu. Beton
digunakan untuk membuat perkerasan jalan, struktur bangunan, fondasi, jalan,
jembatan penyeberangan, struktur parkiran, dasar untuk pagar/gerbang, dan semen
dalam bata atau tembok blok. Nama lama untuk beton adalah batu cair.
Dalam perkembangannya banyak
ditemukan beton baru hasil modifikasi, seperti beton ringan, beton semprot (eng:
shotcrete), beton fiber, beton
berkekuatan tinggi, beton
berkekuatan sangat tinggi, beton mampat sendiri (eng:
self compacted concrete) dll.
Menurut SNI 03 – 2847 – 2002, beton adalah bahan
yang didapat dengan mencampurkan
semen portland atau semen hidrolik yang lain, agregat halus, agregat kasar dan air, dengan atau tanpa bahan tambahan yang membentuk masa padat.
Beberapa macam beton menurut SNI 03 – 2847 – 2002 adalah sebagai berikut :
- Beton bertulang : adalah beton yang ditulangi dengan luas dan jumlah tulangan yang tidak kurang dari nilai minimum yang disyaratkan dengan atau tanpa prategang, dan direncanakan berdasarkan asumsi bahwa kedua material bekerja bersama-sama dalam menahan gaya yang bekerja.
b. Beton normal : beton yang mempunyai berat satuan 2200 kg/m3 sampai 2500 kg/m3 dan dibuat dengan menggunakan agregat alam yang dipecah atau tanpa dipecah.c. Beton polos : beton tanpa tulangan atau mempunyai tulangan
tetapi kurang dari ketentuan minimum.
d. Beton pracetak : elemen atau komponen beton
tanpa atau dengan tulangan yang dicetak terlebih dahulu sebelum dirakit menjadi
bangunan.
e. Beton prategang : beton bertulang yang telah
diberi tegangan tekan dalam untuk mengurangi tegangan tarik potensial dalam beton akibat beban kerja.
f.
Beton ringan : beton yang mengandung agregat ringan dan mempunyai berat satuan tidak lebih dari 1900 kg/m3.
g. Beton ringan pasir : beton ringan yang semua agregat halusnya merupakan
pasir berat normal.
h. Beton ringan total : beton ringan yang agregat halusnya bukan merupakan
pasir alami.
Persyaratan Keawetan Beton
Sesuai dengan peraturan SNI
03 – 2847 – 2002 pasal 6, dijelaskan beberapa persyaratan keawetan beton,
yaitu sebagai berikut :
- Rasio air semen (w/c ratio)
- Pengaruh lingkungan
- Pengaruh lingkungan yang mengandung sulfat
- Perlindungan tulangan terhadap korosi
BETON
Kelebihan :
a. Dapat dengan mudah dibentuk
sesuai dengan kebutuhan konstruksi.
b. Mampu memikul beban yang berat.
c. Tahan terhadap temperatur yang
tinggi
d. Biaya perawatan yang rendah.
e. Tahan terhadap pengkaratan/pembusukan
oleh kondisi alam.
f. Kuat tekan tinggi
g. harga relatif murah
Kekurangan :
a. Bentuk yang telah dibuat sulit
untuk diubah.
b. Lemah terhadap Kuat tarik.
c. Mempunyai bobot yang Berat.
d. Daya pantul suara yang besar
e. Pelaksanaan pekerjaan membutuhkan
ketelitian yang tinggi.
f. Kuat tarik rendah
g. Sulit kedap air
h. Perlu dilatasi (Exponsion Joint)
kembang susut karna suhu
2. Kuat Tekan
8. Sifat Kedap Air
SIFAT – SIFAT BETON
1. Keawetan (Durability)
Merupakan kemampuan beton bertahan dalam jangka waktu yang direncanakan.
Sifat tahan lama pada beton dapat dibedakan dalam beberapa hal, antara lain
sebagai berikut:
1. Tahan Terhadap Pengaruh Cuaca
1. Tahan Terhadap Pengaruh Cuaca
Adalah pengaruh yang berupa hujan dan pembekuan pada musim dingin, serta
pengembangan dan penyusutan yang diakibatkan oleh basah
dan kering silih berganti.
2. Tahan Terhadap Pengaruh Zat Kimia
Daya perusak kimiawi oleh bahan-bahan seperti air
laut, rawa-rawa dan air limbah, zat-zat kimia hasil industri dan air limbahnya,
buangan air kotor kota yang berisi kotoran manusia, gemuk, susu, gula, dan
sebagainya perlu diperhatikan terhadap keawetan beton.
3. Tahan Terhadap Erosi
Beton dapat mengalami kikisan yang diakibatkan oleh adanya orangyang
berjalan kaki dan lalu lintas diatasnya, gerakan ombak laut, atau oleh
partikel-partikel yang terbawa oleh angin dan atau air.
2. Kuat Tekan
Kuat tekan beton ditentukan berdasarkan pembebanan uniaksial benda uji silinder
beton diameter 150 mm, tinggi 300mm dengan satuan Mpa (N/mm2) untuk SKSNI 91.
Benda uji silinder juga digunakan pada standar ACI sedangkan British Standar
menggunakan kubus dengan sisi 150 mm sebagai benda uji. Benda uji dengan ukuran
berbeda dapat juga dipakai namun perlu dikoreksi terhadap size efek .
Menguji Kuat Tekan Beton
Ada empat bagian utama yang mempengaruhi mutu dari kekuatan beton tersebut, yaitu:
• Proporsibahan-bahan penyusunnya
• Metode perancangan
• Perawatan
• Keadaan pada saat pengecoran dilaksanakan
Ada empat bagian utama yang mempengaruhi mutu dari kekuatan beton tersebut, yaitu:
• Proporsibahan-bahan penyusunnya
• Metode perancangan
• Perawatan
• Keadaan pada saat pengecoran dilaksanakan
Metode pengujian kuat tekan beton ada beberapa cara, antaranya
pengujian yang sifatnya tidak merusak (UT atau Hammer Test) dan pengujian yang
sifatnya setengah merusak atau merusak keseluruhan dengan uji pembebanan (Load
Test) dan juga ada pengujian laboratorium (compressive strength test). Yang
praktis adalah metode pengujian Hammer Test.
Kelebihan metode Hammer Test ini adalah:
- praktis (mudah penggunaannya)
- murah
- pengukuran dilakukan dengan cepat
- dan tidak merusak.
- praktis (mudah penggunaannya)
- murah
- pengukuran dilakukan dengan cepat
- dan tidak merusak.
Kekurangan metode Hammer Test ini adalah:
- hasil pengujian dipengaruhi oleh kerataan permukaan, kelembaban
beton, sifat-sifat dan jenis
agregat kasar, derajat karbonisasi dan umur beton. Oleh karena itu perlu
diingat bahwa beton yang akan diuji haruslah dari jenis dan kondisi yang sama
- Sulit mengkalibrasi hasil pengujian
- Tingkat keandalannya rendah
- Hanya memberikan imformasi mengenai karakteristik beton pada
permukaan
Kekuatan tekan beton akan bertambah seiring dengan bertambahnya waktu.
Kekuatan beton akan naik secara cepat (linier) sampai28 hari, tetapi setelah
itu kenaikannya akan kecil. Kuat tekan acuan ditetapkan pada umur beton 28
hari. Secara umum kekuatan beton dipengaruhi oleh2 hal, yaitu factor air semen
dan kepadatan.
Evolusi Kuat Tekan Beton
Untuk semen Portland type I, pertambahan kekuatan seiiring dengan bertambahnya umur adalah sebagai berikut;
Untuk semen Portland type I, pertambahan kekuatan seiiring dengan bertambahnya umur adalah sebagai berikut;
Umur
|
7 hari
|
14 hari
|
28 hari
|
3 bulan
|
6 bulan
|
1 tahun
|
2 tahun
|
5 tahun
|
Ratio kuat Tekan
|
0.67
|
0.86
|
1
|
1.17
|
1.23
|
1.27
|
1.31
|
1.35
|
Klasifikasi Beton
· Beton Kelas I
Merupakan beton untuk pekerjaan-pekerjaan non
struktural. Untuk pelaksanaannya tidak diperlukan keahlian khusus.
· Beton Kelas II
Merupakan beton untuk perkerjaan-perkerjaan struktural secara umum. Pelaksanaannya memerlukan keahlian yang cukup dan harus dilakukan di bawah pimpinan tenaga-tenaga ahli.
Merupakan beton untuk perkerjaan-perkerjaan struktural secara umum. Pelaksanaannya memerlukan keahlian yang cukup dan harus dilakukan di bawah pimpinan tenaga-tenaga ahli.
· Beton Kelas III
Merupakan beton untuk pekerjaan struktural dimana dipakai mutu beton dengan kuat desak karateristik yang lebih tinggi dari 225 ka/cm 2 . pada pelaksanaannya memerlukan keahlian khusus dan harus dilakukan dibawah pimpinan tenaga-tenaga ahli.
Merupakan beton untuk pekerjaan struktural dimana dipakai mutu beton dengan kuat desak karateristik yang lebih tinggi dari 225 ka/cm 2 . pada pelaksanaannya memerlukan keahlian khusus dan harus dilakukan dibawah pimpinan tenaga-tenaga ahli.
3. Kuat Tarik
Kuat tarik beton jauh lebih kecil dari pada kuat tekannya, yaitusekitar
10%-15% dari kuat tekannya. Kuat tarik beton merupakan sifat yang penting untuk
memprediksi retak dan defleksi balok.
4. Modulus Elastisitas
Adalah perbandingan antara kuat tekan beton dengan regangan beton biasanya
ditentukan pada 25%-50% dari kuat tekan beton.
Beton pada dasarnya bersifat non-linear, sehingga nilai modulus
elastisitasnya hanyalah pendekatan. Nilainya diukur pada 0.45 f ' c yang
berkisar dari 27000 hingga 37000 MPa
5. Rangkak (Creep)
Merupakan salah satu sifat dimana beton mengalami deformasi terus menerus menurut waktu dibawah beban yang dipikul. Seperti halnya susut, rangkak tidak bersifat reversible.
Merupakan salah satu sifat dimana beton mengalami deformasi terus menerus menurut waktu dibawah beban yang dipikul. Seperti halnya susut, rangkak tidak bersifat reversible.
6. Susut (Shrinkage)
Merupakan perubahan volume yang tidak berhubungan dengan pembebanan (akibat
kehilangan air keatmosfir / volume loss). Adapun macamnya adalah :
·
Susut plastic terjadisaatbetonmasihmnya
basah(panasdarimatahari, dll.)
·
Susut pengeringan terjadisetelahbetonmengeras
Sebagian besar susut umumnya terjadi pada bulan-bulan
pertama (~80% susut terjadi dalam satu tahun). Siklus susut dan ngembang
sendiri dapat terjadi akibat pengaruh perubahan lingkungan. Sedangkan tulangan
pada beton dapat menghambat pengembangan susut.
7. Kelecakan (Workability)
Kelecakan adalah sifat adukan beton atau mortar yang ditentukan oleh
kemudahan pencampuran, pengangkutan, pengecoran, pemadatan dan finishing. Atau
kelecakan adalah besarnya kerja yang dibutuhkan untuk menghasilkan kompaksi
penuh.sifat dapat mudah dikerjakan suatu adukan beton sangat bergantungpada
sifatbahan, perbandingancampuran, dan cara pengangkutan serta jumlah seluruh
air bebas
8. Sifat Kedap Air
Beton memiliki kecenderungan mengandung rongga- rongga yang diakibatkan oleh
adanya gelembung udara yang terbentuk selama atau sesudah pencetakan selesai,
atau ruangan yang saat mengerjakan (selesaidikerjakan) mengandung air, air ini
menggunakan ruangan, dan jika air menguap maka akan meninggalkan rongga-rongga
udara. Rongga-rongga ini yang nantinya dapat memicu masuknya air dari luar
kedalam beton. Namun jika rongga-rongga ini diminimalisir, maka akan menambah
daya kedap air dari beton itu. Maka beton sebaiknya tidak banyak menggunakan
air agar tidak terjadi bleeding. Tetapi beton yang menggunakan sedikit air dan
tidak terjadi bleeding pun dapat juga tidak kedap air, sehingga perlu pemadatan
yang sempurna pada saat pembuatan/pencetakan beton.
Sifat dan karakteristik beton
1. Karakteristik beton adalah mempunyai tegangan hancur tekan yang tinggi serta tegangan hancur tarik yang rendah
2. Beton tidak dapat dipergunakan pada elemen konstruksi yang memikul momen lengkung atau tarikan
3. Beton sangat lemah dalam menerima gaya tarik, sehingga akan terjadi retak yang makin – lama makin besar.
4. Proses kimia pengikatan semen dengan air menghasilkan panas dan dikenal dengan proses hidrasi.
5. Air berfungsi juga sebagai pelumas untuk mengurangi gesekan antar butiran sehingga beton dapat dipadatkan dengan mudah.
6. Kelebihan air dari jumlah yang dibutuhkan akan menyebabkan butiran semen berjarak semakin jauh sehingga kekuatan beton akan berkurang.
7. Dengan perkiraan komposisi (mix desain) dibuat rekayasa untuk memeriksa dan mengetahui perbandingan campuran agar dihasilkan kekuatan beton yang tinggi.
8. Selama proses pengerasan campuran beton, kelembaban beton harus dipertahankan untuk mendapatkan hasil yang direncanakan.
9. Setelah 28 hari, beton akan mencapai kekuatan penuh dan elemen konstruksi akan mampu memikul beban luar yang bekerja padanya
10. Untuk menjaga keretakan yang lebih lanjut pada suatu penampang balok, maka dipasang tulangan baja pada daerah yang tertarik
11. Pada beton bertulang memanfaatkan sifat beton yang kuat dalam menerima gaya tekan serta tulangan baja yang kuat menerima gaya tarik.
12. Dari segi biaya, beton menawarkan kemampuan tinggi dan harga yang relative rendah.
13. Beton hampir tidak memerlukan perawatan dan masa konstruksinya mencapai 50 tahun serta elemen konstruksinya yang mempunyai kekakuan tinggi serta aman terhadap bahaya kebakaran .
14. Salah satu kekurangan yang besar adalah berat sendiri konstruksi
Dengan massa jenis γc sekitar 2400 kg/m3 bahan ini memiliki berat jenis 23,54 kN/m3 ( 1000g kg setara dengan 1 kN, di mana gravitasi dalam cm/dt2), mengakibatkan bangunan beton sangat berat
15. Kelemahan lainnya adalah perubahan volume sebagai fungsi waktu berupa susut dan rangkak
Tidak ada komentar:
Posting Komentar