Ukuran Material Bangunan Makin Unik
Entah kapan
dimulainya, ukuran material bangunan saat ini cukup beragam dan sulit
mencari nilai standarnya. Sebut saja kayu, besi, bata, batako, bahkan
material plafond pun sudah tidak standar lagi ukurannya.
Kayu
Jika anda ingin belanja kebutuhan kayu,
misalnya untuk rangka kuda-kuda atap atau rangka plafond. Dahulu kita
cukup sebutkan ukuran 4/6 berarti ini termasuk kayu kasau ukuran
penampang lebar 4 cm dan tinggi 6 cm panjang 4 m. Jika diukur nilai
ukurannya tidak terlalu jauh meleset. Nah, sekarang kayu versi 4/6 ini
minimal ada 2 versi yaitu 4/6 pasar dan 4/6 ukur. Ukuran 4/6 pasar
sesuai alat ukur 2 cm x 3 cm atau kayu 2/3 yang dulu disebut kayu reng.
Sedangkan 4/6 ukur maksudnya sesuai ukuran 4cm x 6cm, namun panjangnya
tidak sampai 4 m.
4/6 – 2/35/8- 4/6
6/12 – 5/10 atau 4/9
Papan panjang 1 keping 4 – 3,8 m, lebar 17 – 15 cm
Besi
Tidak hanya kayu yang ukurannya beragam
dan membingungkan. Besi beton demikian juga. Dahulu jika disebutkan besi
10 berarti benar-benar besi berdiameter 10mm. Sekarang jika anda
sebutkan besi 10 maka yang akan disodorkan penjual adalah besi dengan
diameter 7 mm. Kalau mau lebih besar lagi anda sebutkan besi 10 top maka
yang dimaksud besi yang berukuran 8 mm. Ada lagi versi lain dengan
istilah besi 10a, besi 10b besi 10ak.
Permasalahannya, jika kita menyebutkan
besi 10 mm, penjualpun mungkin sulit untuk menunjukkan yang mana besi
10mm. Pembeli lah yang kemudian dipersilahkan memilih sendiri dan harus
mencari-cari diantara tumpukan besi yang cukup membuat pusing kepala.
Bagi yang tidak terbiasa juga akan bingung seperti apa besi 10 mm.
Solusinya untuk membeli besi sesuai ukuran yang diinginkan harus membawa
alat ukur diameter besi yang disebut sigma.
Panjang besi pun demikian, dulu besi 1
batang panjangnya 12 m. Pedoman yang terstandar dari ukuran besi
memudahkan kita untuk menghitung kebutuhan besi. Misalnya untuk 1 buah
kolom setinggi 3,5 m berarti 1 batang besi 12 m dapat dipotong 3 bagian.
Ternyata, beredar dipasar bahan bangunan besi ada yang 12 m, 11 m
bahkan cuma 10 m. Kalau pedagangnya jujur maka anda dapat penjelasan
tentang panjang besi ini. Selain itu, kualitas besi pun ternyata juga
berbeda-beda. Jika disebutkan besi Surabaya atau Jakarta termasuk
kategori bagus, tetapi jika disebutkan besi lokal kualitasnya jauh di
bawahnya. Ciri besi yang terstandar terdapat cap timbul SNI KS 10
[krakatau steel, 10 mm] di batangan besi.
Besi 10 > ukurannya 7 – 8 mmBesi 8 > ukurannya 5 – 6 mm
Besi 6 > ukurannya 3 – 4 mm
Jika kebutuhan besi anda banyak
sebaiknya langsung membeli ke distributor besi. Mereka menjual besi
dengan memperlihatkan sampel lengkap. Bahkan mereka mengetahui persis 1
batang besi berapa kg beratnya. Informasi tentang berat besi ini cukup
penting, karena biasanya untuk bangunan besar rumus perhitungan RAB
[rencana anggaran biaya] menggunakan data berat besi. Memilih
distributor besi pun perlu selektif. Harus cari informasi terlebih dulu
mana distributor yang bisa dipercaya dan bertanggung jawab. Misalnya
anda memerlukan besi 1000 batang, apakah anda harus menghitung kebenaran
jumlah besi setelah distributor mengirimkannya ke tempat anda? Perlu
waktu lama dan merepotkan. Kalau sudah saling percaya dan bisa dipercaya
kan gampang urusannya.
Bata/ batako
Bata memiliki ukuran panjang, lebar dan
tinggi. Bata masa lalu lebih besar ukurannya dari yang beredar sekarang.
Harganya sekarang lebih mahal meskipun ukuran lebih kecil. Demikian
juga batako dari tahun ke tahun semakin mengecil ukurannya. Kualitas
bata sekarang juga jauh lebih rendah dibandingkan bata di masa lalu.
Khusus ukuran lebar bata yang semakin mengecil berakibat pada ketebalan
dinding bangunan yang juga semakin menipis. Susunan bata untuk dinding
bangunan menggunakan sistem ½ batu. Jika ditambahkan dengan tebal
plesteran dinding luar dalam ukuran tebal dinding mestinya 15 cm.
Standar tebal plesteran 1,5 cm x 2; dinding dalam dan luar. Tebal bata
12 cm. Namun sekarang akibat ukuran bata yang semakin kecil hingga 10
cm, ketebalan dinding bisa 2 kemungkinan. Pertama, tetap 15 cm namun
tebal plesteran 2,5 cm x 2; luar dan dalam. Kemungkingan kedua, tebal
dinding mengikuti ukuran bata yang ada dan standar plesteran, menjadi 10
+ 1,5 + 1,5 = 13 cm saja.
Apakah konsekuensi dari tebal dinding 13 cm, jika dibandingkan 15 cm?Jawabannya, dinding 15 cm lebih bagus dari pada 13 cm, karena beberapa alasan :
- Alasan termal, panas dari luar yang merambat ke dalam bangunan akan lebih banyak berkurang pada dinding tebal dibanding yang tipis.
- Alasan akustik, bunyi atau bising yang masuk lewat dinding tebal lebih kecil dibandingkan dinding tipis.
- Alasan keamanan, dinding tipis lebih mudah ditembus dibandingkan dinding tebal.
- Alasan keawetan, dinding tebal lebih dijamin terhindar dari keretakan dibandingkan dinding tipis.
- Pada dinding yang tipis perlu penyesuaian ukuran kusen.
- Sloof atas atau ringbalk harus menyesuaikan ukuran tebal dinding.
Bahan plafond
Plafond selain berbahan plywood juga
banyak didapati produk yang berbahan GRC. Plywood sekarang juga semakin
menipis dan kualitas yang semakin rendah. Jika terkena air dua hari
berturut-turut lapisan plywood akan mengelupas dan rusak. Ukuran
ketebalan plywood pun sekarang sudah semakin minim, kira-kira 2 mm,
tidak lagi 3,5 mm seperti dulu.
Material plafond jenis GRC pun demikian.
Ukuran ada yang berkurang sekitar 0,5 cm dari standar ukuran yang
biasa. Ukuran bahan plafond ini penting sekali karena akan mempengaruhi
susunan rangka penyangga plafond.
2 merk penutup plafond yang terkenal yaitu kalsiboard dan nusaboard, memiliki ukuran standar yaitu
2440x1220x3.5. Berdasarkan ukuran inilah
rangka plafond dipasang. Meskipun sudah ada standar ukuran, tetap
disarankan untuk mengecek terlebih dahulu bahan plafond sebelum memasang
rangka plafond.
Demikian saya sajikan 4 jenis bahan
bangunan yang memiliki ukuran unik di akhir-akhir ini. Pengguna bangunan
harus memiliki wawasan tentang ukuran tersebut. Masih banyak material
bangunan yang lainnya perlu diuraikan juga. InsyaAllah akan ditulis lagi
pembahasannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar